Minggu, 06 September 2009

Menanti Cinta



sejak lama aku berdiri
dalam sepinya rongga hati
tak satu pun burung
mampu menjawab

hanya padaMu ku bertanya
lewat setiap sujudku ini
siapa kah nanti
cinta untukku


wahai penilai hati lihat batinku
nyaris bernanah karna luka tersayat
merana menantikan cinta dan kasih hidupku

rahasia itu hanya Kau yang tahu
namun aku tak mau jadi tuna cinta
tuntun hatiku dalam sabar menanti jodohku


rahasia itu hanya Kau yang tahu
namun aku tak mau jadi tuna cinta
namun harus ku ikhlaskan nasib cintaku padaMu

Ketika Cinta Mewarnai Persahabatan

All FRi3nd5........



Sahabat dan kekasih sama-sama penting dalam hidup Anda. Kekasih otomatis menjadi tempat curahan kasih dan perhatian Anda. Begitu juga dengan sahabat. Tak heran jika terkadang dari kedekatan persahabatan itu, getar-getar cinta pun mulai bermunculan.


SAHABAT VS KEKASIH


Sahabat dan kekasih, mempunyai kedudukan yang sama-sama istimewa. Bedanya, terhadap kekasih timbul passion atau gairah.

Mengapa rasa sayang terhadap sahabat bisa menjadi rasa cinta? kebersamaan sering menjadikan perubahan dari sekadar teman menjadi ‘teman istimewa’. Kalau Anda mengalami hal itu, tidak perlu terlalu khawatir. Siapa tahu, sang sahabat juga memiliki perasaan yang sama dengan Anda.

Nah, jika Anda mendapatkan sahabat yang lalu menjadi kekasih, sebagai sebuah keberuntungan. Cinta yang diawali dengan persahabatan, juga biasanya lebih langgeng. Mengapa? Karena, jauh sebelum terikat pada komitmen berpacaran, Anda dan kekasih sudah saling menerima perilaku masing-masing apa adanya.


BAIK DAN BURUKNYA


Hubungan dari sahabat menjadi kekasih tak selamanya berjalan manis. Tetap ada sisi negatif dan positifnya. Sisi negatifnya, kadang-kadang kebiasaan selama menjadi sahabat terbawa-bawa saat sudah resmi sebagai kekasih.

Jika sebagai sahabat bisa sedikit cuek dan seenaknya, dalam berpacaran, menurut Henny, tetap harus ada perlakuan atau penghargaan sebagai kekasih. Begitu juga dalam bertutur kata, kata-kata yang cenderung diungkapkan seenaknya, ada baiknya sedikit ditahan.


TETAP PEDULI PADA SEKITAR


Hal lain, yang perlu diwaspadai dalam hubungan ini adalah kehadiran sahabat lainnya.
Banyak, kok, cara agar hubungan Anda dan si dia berjalan mulus seiring persahabatan dengan teman sekelompok. Kalau cuma bergandengan tangan saat menyeberang jalan, teman-teman lain rasanya masih bisa memahaminya. Ada baiknya jika sikap yang lebih mesra dari itu tak dipertontonkan di hadapan teman-teman. Dengan demikian, kisah cinta berjalan langgeng, persahabatan pun lancar.

Persahabatan Memang Lebih Bernilai daripada Cinta

Dearest......


Persahabatan itu juga sebuah bentuk cinta, hanya saja dilengkapi oleh pengertian. Friendship is love, with understanding. Anda tentu pernah dengar bahwa cinta itu buta. Oleh karenanya, cinta bisa menghilangkan objektivitas, menggiring kita untuk berlaku tidak adil, termasuk kepada diri sendiri.


Persahabatan juga mirip-mirip sebenarnya. Seorang sahabat sejati, akan membela kita, apapun ceritanya. Tetapi bukan karena persahabatan itu buta seperti cinta. Ia hanya memilih menutup mata. Artinya, pilihan sikap itu dibuat dengan kesadaran.

Kemudian, cinta hampir selalu dicampuri oleh rasa ingin memiliki, bahkan menguasai. Padahal, sebuah hubungan yang sehat, apapun bentuk dan tingkat kedalamannya, seperti sudah sering digambarkan orang, adalah ibarat menggenggam pasir. Jika pasir itu digenggam dengan tangan terbuka, held losely, setiap butirannya akan bertahan di telapak tangan. Begitu kita menggenggamnya kuat-kuat, justru karena tak ingin kehilangan sebutir pun, don’t wanna miss a thing gitu deh, butir demi butir akan “melarikan diri” dari sela jemarimu. Sementara butiran yang terjebak tak bisa meloloskan diri, mulai menebar perih di telapak tanganmu, dan pada akhirnya, tak pilihan lain kecuali melepasnya juga.

Nah, persahabatan, tidak seperti cinta, adalah holding losely itu, genggaman yang memberi ruang. Tetapi kalau ada yang mengganggu, kita tetap meringsek maju membela, lebih ganas dari beruang.

Terakhir, banyak persahabatan berakhir menjadi cinta. Sementara tak pernah terdengar, cinta yang berakhir menjadi persahabatan.

Jika demikian, sepertinya tak ada harapan untuk mengangung-agungkan cinta? Tidak juga. Mengapa tidak menjadikan orang yang kau cintai sebagai sahabat terbaikmu: yang kau sayangi dengan pengertian dan pemahaman, yang kau memilih menutup mata, menerima kekurangannya, bukan buta untuk terus memujanya tanpa pernah mau tahu siapa sebenarnya dia, yang kau genggam tangannya dengan genggaman ringan, buah dari kepercayaan dan keinginan untuk memberinya ruang menghirup bahagia.